KULIAH UMUM BERSAMA…

KULIAH UMUM BERSAMA ANTARA UNSURYA, ITB DAN ITD ADISUTJIPTO “INOVASI DIRGANTARA MENYAMBUT 76TH INDONESIA MERDEKA “


Program Studi Teknik Dirgantara Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto (ITD ADISUTJIPTO) menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Bersama Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma(UNSURYA), Institut Teknologi Bandung (ITB), yang fokus dalam mengembangkan dunia kedirgantaraan dengan mengusung tema “Inovasi Dirgantara Menyambut76 Tahun Indonesia Merdeka“. Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis(12/08/2021) secara daring (online) melalui ZOOM Meeting dan ditayangkan secara langsung melalui akun Youtube, ITD ADISUTJIPTO Offcial.Peserta kegiatan terdiri dari seluruh dosen dan mahasiswa Unsurya, ITB dan ITDA, serta peserta umum dari instansi lain dengan jumlah sekitar 170 orang.

Narasumber dari Kuliah Umum Bersama ini adalah Dr. Prasetyo Edi dari ITD ADISUTJIPTO dengan mengusung topik Prinsip Dasar Wing in Group Effect, Dr. Edy K.Alimin, B.Sc., M.Sc.,dari Unsurya  dengan topik Komputasi Dinamika Fluida dan Aplikasi, dan Dr. Ir. Rianto Adhy Sasongkodari ITB dengan topik Sistem kontrol UAV. Acara diawali dengan sambutan Rektor ITD ADISUTJIPTO Marsda TNI (Purn) Dr. Ir. Drs T. Ken Darmastono, M.Sc.,. Dalam sambutannya beliau menjelaskan bahwa terselenggaranya webinar ini adalah bagian dari kerjasama dari 3 perguruan tinggi yang telah terjalin selama 2 tahun terkahir.

Memasuki acara inti adalah paparan dari narasumber pertama Dr. Prasetyo Edi mengulas  topik Wingin Ground Effect (WIG), jadi kalau bicara WIG tidak lepas dari domainnya yaitu High Speed  Marine Transportations ini sangat penting, terlebih untuk negara maritim seperti Indonesia. WIG dapat didefinisikan sebagai kapal terbang, sesuai dengan bentuk fisiknya, jadi maksudnya kapal yg dipasangi sayap sehingga mampu mendarat dengan sayap di air, berbeda dengan pesawat udara yang terbang jauh di udara. Keuntungan dari WIG adalah: rasio angkat/seret lebih tinggi, lebih hemat bahan bakar, menggunakan minyak seperti mobil, lebih ramah lingkungan, kelancaran berkendara WIG lebih cepat dari kapal (420 km/jam), WIGlebih murah daripada pesawat terbang, terbang di ketinggian rendah (sulit ditemukan di radar), juga tidak terlihat oleh sonar, biaya perawatan yang lebih rendah (seperti mobil), WIG Crafts diakui sebagai kapal maritim untuk konstruksi, asuransi, lisensi operator dan persyaratan pendaftaran tidak perlu sertifikasi yang rumit, tidak memerlukan lisensi pilot untuk beroperasi, tidak harus dirawat oleh mekanik pesawat bersertifikat, tidak perlu landasan yang mahal, jika terjadi kegagalan mesin secara tidak terduga, WIG dapat mendarat segera di landasan pacu yang selalu ada hanya 1 meter atau 2 di bawahnya, untuk pabrikan, WIG merupakan peluang besar karena hanya beberapa pemain di pasar. Kemungkinan penerapan WIG pada NKRI sebagai negara kepulauan yang memiliki begitu banyak sungai dan danau besar adalah: minyak dan gas, kendaraan pribadi dan rekreasi, taksi air,  Feri, transportasi kargo, menyelamatkan awak dan penumpang dari kapal yang rusak seperti pesawat, kapal, ekskavator terapung, kapal selam, membawa penyelamat, alat penyelamat, dan material kelokasi kecelakaan, dan sebagainya.

Sementara paparan kedua Dr. Edy K. Alimin, B.Sc., M.Sc., dari Unsurya dengan topik Computational Fluid Dynamic (CFD) dan Aplikasi. CFD adalah penggunaan komputer untuk melakukan perhitungan yang diperlukan untuk mensimulasikan aliran aliran bebas fluida, dan interaksi fluida (cairan dan gas) dengan permukaan yang ditentukan oleh kondisi batas. Dengan superkomputer berkecepatan tinggi, solusi yang lebih baik dapat dicapai, dan seringkali diperlukan untuk memecahkan masalah terbesar dan paling kompleks. Penelitian yang sedang berlangsung menghasilkan perangkat lunak yang meningkatkan akurasi dan kecepatan skenario simulasi kompleks seperti aliran transonik atau turbulen. CFD diterapkan pada berbagai masalah penelitian dan teknik di berbagai bidang studi dan industri, termasuk analisis aerodinamika dan kedirgantaraan, simulasicuaca, ilmu alam dan teknik lingkungan, desain dan analisis sistem industri, teknik biologi, aliran fluida dan perpindahan panas, dan mesin dan analisis pembakaran. Jadi kesimpulannya: simulasi aliran dengan Metoda CFD memerlukan pengetahuan mekanika fluida,mengambardengan CAD Matematika, bahasa pemrograman, Interpretasi data harus sesuaidengan kaidah atau perumusan untuk menghindari penggunaan perangkat lunaksecara ‘Black Box’, akurasi menentukan kemampuan metoda CFD melengkapi atau mengganti uji terowongan angin, peran spesialismengetahui tentang database suatu produk, kegunaan metoda CFD mampu mempercepat perhitungan dan analisa, pengurangan biaya rancangan mendorong penggunaan metoda yang extensif.

Nara sumber ketiga Dr. Ir. Rianto Adhy Sasongko dari ITB membahas topik Sistem kontrol Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau  Kendali Wahana Terbang Nir‐Awak. Seperti diketahui bahwa UAV saat ini adalah topik yang sangat menarik jadi banyak sekali bermunculan aplikasi penggunaan UAV dari sisi militer sebagai perangkat strategis/taktikal. Untuk penggunaan non militer seperti misalnya kebutuhan kargo, keperluan inspeksi kabel listrik dan sebagainya. Kemudian di bidang agriculture yaitu melakukan pemetaan atau mengamati kesuburan tanah. Misi, fungsi dan operasi menentukan konfigurasi wahana dan kebutuhan sistem UAV. Saat ditengah masa pandemi Covid-19 seperti saat ini penggunaan UAV seperti drone dapat difungsikan sebagai kargo pengantaran barang atau obat ke daerah yang sulit dijangkau dan memakan waktu lama. Saat ini pun industri manufaktur UAV sudah mulai bermunculan di beberapa kota besar, karena melihat pangsa pasar kargo drone yang kedepannya sangat prospektif. Pada kuliah umum bersama ini ditutup dengan sesi foto bersama, harapannya kuliah umum seperti ini tetap rutin  diselenggarakan untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa sehingga dapat menambah ilmu yang berkompeten di bidangnya.