HIMPUNAN MAHASISWA DEPARTEMEN…

HIMPUNAN MAHASISWA DEPARTEMEN TEKNIK DIRGANTARA SELENGGARAKAN KULIAH UMUM


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terlebih dalam dunia kedirgantaraan menciptakan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang siap menjawab tantangan tersebut, juga semakin meningkat. Departemen Teknik Dirgantara, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) berusaha memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli yang terampil di bidang industri penerbangan. Untuk menyiapkan hal tersebut, maka mahasiswa perlu diberikan wawasan dan ilmu dari praktisi dari industri atau instansi yang terkait dengan bidang ilmunya.

Himpunan Mahasiswa Departemen Teknik Dirgantara Sekolah Tinggi Teknoilogi Adisutjipto (STTA) kembali menyelenggarakan kuliah umum yang bertajuk “Air Traffic Management” Eco - Airport . Kuliah umum tersebut menghadirkan dua narasumber ahli, Dedy Indarkho selaku Junior Manager Air Traffic Flow Management SP Air Traffic Service (ATS) PT. Airnav Indonesia Cabang Yogyakarta, dan Dr Jermanto S. Kurniawan, S.T., M.T., Kepala Seksi Tata Lingkungan dan Kawasan Bandara. Kegiatan yang terbuka bagi seluruh mahasiswa STTA itu, diselenggarakan pada Rabu (23/10) lalu di Ruang Adisutjipto, diikuti oleh sekitar 250 mahasiswa. Kegiatan kuliah umum ini diawali dengan sambutan oleh Kepala Departemen Teknik Dirgantara, Sri Mulyani S.T., M.Eng., kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Wakil Ketua I Dedet Hermawan, S.T.,M.T,.

Masuk pada acara inti, pada kesempatan tersebut Dedy Indarkho, memaparkan mengenai Air Traffic Management (ATM),  yaitu manajemen lalu lintas udara dan ruang udara yang dinamis dan terintegrasi, termasuk layanan lalu lintas udara, manajemen ruang udara, dan manajemen aliran lalu lintas udara  dengan aman, ekonomis, dan efisien, melalui penyediaan fasilitas dan layanan tanpa batas berkolaborasi dengan semua pihak yang melibatkan fungsi berbasis udara dan darat. ATM sendiri meliputi : Air Traffic Service (ATS), Airspace Management, Air Traffic Flow Management (ATFM). ATFM sendiri merupakan suatu layanan lalu-lintas udara yang aman, teratur, cepat dan efisien dengan memastikan kapasitas pengatur lalu-lintas dan kapasitas bandar udara yang digunakan dengan maksimal, dan jumlah lalu lintas sesuai dengan kapasitas yang dideklarasikan oleh otoritas ATS (Air Traffic Services). Hal tersebut berkontribusi pada keamanan, efisiensi, efektivitas biaya,dan kelestarian lingkungan dari sistem ATM. ATFM sendiri bertujuan meningkatkan keamanan, mengurangi beban kerja Air Traffic Controller (ATC), mengoptimalkan kapasitas wilayah udara, serta memaksimalkan manfaat operasional dan efisiensi global. Sementara tantangan layanan lalu-lintas udara saat ini, adalah pertumbuhan lalu-lintas udara yang semakin meningkat, namun pertumbuhan kapasitas bandara juga tidak setara dengan pertumbuhan lalu-lintas udara dan sebagainya. Hal tersebut perlu diantisipasi, agar jumlah kepadatan lalu lintas udara tidak  melebihi kapasitas sistem, sehingga penundaan di udara maupun penundaan di darat tidak melebihi dari toleransi delay yang diterima. Ketika kapasitas tidak dapat lagi menampung jumlah pergerakan, akan mengakibatkan penundaan penerbangan pada saat keberangkatan, saat dalam penerbangan, sehingga hal tersebut menimbulkan dampak tidak ekonomis, seperti misalnya mengakibatkan pengubahan rute, hambatan rencana penerbangan, dan pengeluaran biaya operasional yang tinggi untuk bahan bakar. Hal-hal tersebut yang perlu diantisipasi dalam rangka menciptakan bandara yang ramah lingkungan, dimana implementasinya yaitu mengurangi tingkat kebisingan atau polusi suara, pengendalian polusi udara, serta mengelola manajemen energi secara efisien.

Sementara itu, Dr. Jermanto memaparkan mengenai Implementasi bandar udara yang ramah lingkungan (Eco–Airport). Tujuan dari Eco–Airport sendiri adalah mewujudkan bandar udara yang mempunyai visi global lingkungan hidup,  melaksanakan pengelolaan bandar udara yang terpadu, serasi, dan selaras dengan lingkungan sekitarnya, menyelenggarakan bandar udara yang dapat mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dalam paparannya, dalam rangka pelestarian lingkungan hidup bandara, maka pada setiap tahapan di bandar udara, harus memperhatikan ketentuan lingkungan hidup. Pemasalahan lingkungan yang saat ini paling menjadi perhatian bandara diantaranya adalah, kebisingan pesawat,  kualitas udara di sekitar bandara, masalah lingkungan global yang timbul dari penggunaan bandara, masalah lingkungan yang timbul, pembangunan dan perluasan bandara atau infrastruktur terkait, polusi air dan tanah di sekitar bandara,  limbah di bandara, masalah lingkungan yang timbul dari kecelakaan / insiden pesawat yang melibatkan barang berbahaya  kebijakan darurat lainnya. Implementasi Eco – Aiport sendiri contohnya : meminimalkan dampak menurunnya kualitas udara dengan mengurangi volume polutan udara yang dikeluarkan dari operasional bandar udara, 2. mengurangi konsumsi energi dari operasional bandar udara yang dapat mengurangi emisi CO2, mengurangi tingkat kebisingan dan getaran yang dihasilkan dari operasional bandar udara,  mencegah pencemaran dan kontaminasi air permukaan dan air tanah, mengurangi konsumsi air dan memelihara sumber daya air di bandar udara, mencegah pencemaran tanah dari minyak, bahan kimia, dan material lain yang digunakan di bandar udara, mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang limbah di bandar udara, memelihara ekosistem di bandar udara dan sekitarnya dan menciptakan lingkungan yang sehat serta menentukan target lingkungan lainnya yang sesuai dengan karakteristik masing-masing bandara.

Dengan diselenggarakanya kuliah umum ini, harapannya bisa menambah wawasan mahasiswa dan mampu membandingkan antara teori dan keterampilan yang diperoleh dalam proses perkuliahan dengan fakta dilapangan yang mungkin kelak akan mereka alami, serta mendapatkan informasi secara langsung dari narasumber atau praktisi yang berkenaan dengan penerapan wawasan keilmuan yang dipelajari mahasiswa di kelas secara teori dan keterampilan nyata pada saat harus berkecimpung di lapangan.